Ngevlog, menjadi sebuah trend menarik di kalangan milenial belakangan ini. Vlog adalah upaya merekam berbagai jenis kegiatan dalam sebuah video. Berasal dari kata Vidblogging, yaitu suatu bentuk kegiatan blogging dengan menggunakan video diatas penggunaan teks atau audio sebagai sumber media. Platform yang paling disukai adalah youtube. Inilah salah satu dasar pertimbangan digelarnya Agriculture Youth Festival: Vlog Competition 2021 oleh Fakultas Pertanian Universitas Widyagama Malang.
Fakultas yang memiliki 3 program studi ini mengusung tema Pertanian Tangguh di Masa Pandemi. “Sesuai dengan basic keilmuan kami yaitu bidang pertanian, maka Pertanian Tangguh menjadi tema sentral, karena bagaimanapun pandemi Covid-19 ini juga menyebabkan beberapa sendi-sendi pertanian menjadi lumpuh, meskipun secara umum dikatakan sektor inilah yang memiliki daya tahan relatif kuat diantara sektor ekonomi yang lain,” demikian jelas Dr. Evi Nurifah Julitasari, SP, MP, pendamping kegiatan yang sekaligus bertindak sebagai salah satu dewan jurinya.
Kompetisi yang dibuka pendaftarannya sejak 27 Februari 2021 ini berhasil menarik perhatian cukup banyak vlogger dikalangan usia 17-25 tahun. Beberapa kota asal peserta tercatat, diantaranya Malang, Bojonegoro, Trenggalek, Yogyakarta, Semarang, Madiun, Bojonegoro, Sragenm Bangkalanm Sidoarjo dan Surabaya. Muhammad Syarif Bija’, mahasiswa Program Studi Agribisnis yang ditunjuk sebagai ketua menambahkan: “Pandemi Covid-19 dan era digital menjadi pertimbangan lainnya. Kedua hal ini serasa berjalan beriring. Pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakat untuk mengurangi aktifitas fisik di luar rumah dan komunikasi dalam bidang apapun yang mau tidak mau harus dilakukan secara daring, menguatkan kami untuk menggelar lomba ini.”
Meskipun para peserta diberikan ruang kreativitas yang luas, tetapi ada beberapa persyaratan yang telah ditentukan oleh panitia agar tidak terjadi penyimpangan konsep yang terlalu lebar. Disamping Evi yang menyoroti tentang originalitas karya dan kesesuaian tema, dua juri lain yang dihadirkan adalah Fitri Marisa, SKom, MKom, dosen Program Studi Teknik Informatika UWG yang saat ini sedang menyelesaikan program doktoralnya di Malaysia, yang menyoroti kejelasan alur video, teknik editing dan estetika dan seorang juri dari kalangan milenial yaitu Tristan Wijaya, yang lebih bertugas pada penilaian dari eye caching vlog yang ditampilkan.
Melalui seleksi yang cukup ketat pada 25 Maret 2021, akhirnya terpilih 7 karya yang harus tampil dihadapan para juri dan seluruh panitia, yang juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Pertanian Dr. Ir. Darmadji, MP. Dari 7 finalis, kompetisi virtual yang digawangi oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Agribisnis ini akhirnya memutuskan 4 nama sebagai pemenang, yaitu Fahmi Junaidi, Abdul Khoir Attonani, Reza Faizal Syahrul dan Via Ananda, masing-masing sebagai juara I, II, III dan juara favourite.
Setelah proses penjurian selesai, seluruh peserta baik panitia yang mengikuti secara luring maupun daring disuguhi Vlog pencerahan oleh Fitri Marisa, SKom, MPd. Disampaikan oleh mantan Ketua Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) UWG ini bahwa beberapa beberapa hal harus menjadi perhatian para vlogger yaitu audio, setting kamera, lighting dan grading. “Empat hal ini harus menjadi perhatian agar menjadi vlogger profesional. Creator harus dengan percaya diri memunculkan sosoknya dan konten harus bagus agar banyak disukai. Tentunya pemilihan konten yang sesuai dengan situasi, kondisi dan target pemirsa menjadi hal yang paling utama,” demikian Fimar, panggilan akrab Fitri Marisa, menjelaskan.
Pemberian penghargaan kompetisi Agriculture Youth Festival dengan 4 kegiatan dalam rangka Dies Natalis ke-50 UWG, yang berhadiah jutaan rupiah ini akan dilakukan pada tanggal 27 Maret 2021 dalam sebuah acara awarding yang juga dilakukan secara virtual. (san/pip/red:rh)