Tradisi makan bersama yang dulu dikenal dengan kembul bujana, yang akhir-akhir ini dikenal dengan istilah makan keroyokan, sego bancakan dan masih banyak lagi istilah yang muncul, sebenarnya sudah dilakukan oleh mahasiswa Teknik Informatika sejak tahun 2014.

Berawal dari kegiatan makan bersama dengan lauk dan porsi seadanya, dan dimakan secara bersama-sama untuk semua personil pada saat persiapan atau pelaksanaan event atau kepanitiaan tertentu. Saat itu, pertimbangan utama dan pertama adalah terbatasnya dana untuk membeli nasi bungkus yang dapat dimakan seorang satu bungkus. Dengan semangat kebersamaan dan persaudaraan diantara mereka, semua nasi bungkus yang terbeli, dibuka dan disiapkan berjajar, kemudian dinikmati bersama.

Tradisi ini terus dipertahankan hingga saat ini, tentu saja dengan konsep yang lebih mengedepankan kebersamaan daripada berbagi nasi dan lauk. Pada Bulan Ramadan ini, acara makan bersama dengan konsep seperti itu digelar lagi dengan tajuk KURMATIF DI UWG, Kumpul Ramadan Mahasiswa Teknik Informatika di UWG.

Ketua Program Studi Teknik Informatika, Fitri Marisa, SKom, MPd menjelaskan bahwa buka bersama dengan konsep seperti ini bertujuan untuk menambah keakraban, kebersamaan, rasa syukur antar semua komponen yang ada di program studi. Acara yang diadakan pada 7 Juni 2018 di Ruang F9 Kampus ll ini diawali dengan ngabuburit yang diisi dengan stand up comedy dan tilawah.

Begitu kumandang adzan terdengar, semua yang hadir menyegerakan membatalkan puasa dan melakukan shalat maghrib berjamaah. Selanjutnya, seluruh yang hadir menikmati buka puasa dalam kebersamaan yang dalam. Tidak ada istilah “ini nasiku, itu nasimu” atau “ini laukku, itu laukmu”. Semua yang tersaji dihadapan, dinikmati secara bersama-sama.

Rangkaian acara Kurmatif di UWG diakhiri dengan shalat tarawih berjamaah yang diimami oleh salah satu mahasiswa yang menyandang gelar tahfidz. “Semoga kegiatan ini terus berlanjut dan menginspirasi banyak orang,” harap Fitri menutup penjelasannya. (san/pip/red:rh)